English French German Spain Italian

Dutch Russian Japanese Arabic Chinese Simplified

Kamis, 10 Maret 2011

Dipati Imbanagara, Tewas oleh Utusan Mataram

Kalau kita ke Ciamis, akan melewati suatu daerah yang namanya Imbanagara. Disana terdapat sebuah bangunan kecil dengan tulisan Musium Imbanagara. Imbanagara sebenarnya bukan nama tempat, tetapi nama seorang adipati yang memimpin Garatengah. Menurut sumber sejarah yang terdapat di Musium Imbanagara, Garatengah adalah salah satu kerajaan di daerah Galuh Gawahan Kerajaan Sunda.

Pada waktu Kerajaan Sunda runtuh (1579). Garatengah menjadi kerajaan yang mandiri. Tidak menjadi bagian dari Sumedang Larang yang dianggap sebagai ahli waris Kerajaan Sunda. Namun selanjutnya Garatengah menjadi daerah kekuasaan Mataram.

Garatengah menjadi daerah keadipatian (kabupaten), dengan adipati yang pertama adalah Panaekan, yang memiliki nama asli Ujang Ngoko, putra Raja Garatengah Prabu Di Galuh Ciptapermana. Namun Panaekan tidak lama menjadi adipati. Panaekan tewas oleh Dipati Kertabumi di sebabkan perbedaan paham dalam melaksanakan perintah Sultan Agung.

Setelah Panaekan tewas, adipati Garatengah digantikan oleh putranya yang bernama Ujang Purba. Setelah menjadi adipati (1625) terkenal dengan nama Imbanagara. Imbanagara diberi tugas oleh Sultan Agung untuk membawa prajurit Garatengah ke Batavia membantu prajurit Dipati Ukur.

Pasukan Garatengah dipimpin oleh Bagus Saputra. Namun Dipati Ukur bersama pasukan bantuan tidak mampu menaklukan Kompeni (Belanda). Prajurit Mataram tidak berani pulang kembali ke Kertasura, mereka takut dihukum mati oleh Sultan Agung. Malahan selanjutnya Dipati Ukur berontak kepada Mataram.

Pemberontakan Dipati Ukur dapat dilumpuhkan pada tahun 1624. Sebagai balas jasa Sultan Agung mendirikan kabupaten baru, yaitu Bandung. Sukapura (Tasikmalaya) serta Parakanmuncang. Di wilayah Sunda pada waktu itu terdapat 12 kabupaten termasuk Imbanagara yang asalnya bernama Garatengah.

Runtuhnya pasukan Dipati Ukur, bukan berarti wilayah Tatar Galuh jadi tentara menyebar berita bahwa Dipati Imbanagara adalah sahabat dan melakukan kerjasama dengan Dipati Ukur. Buktinya waktu Dipati Ukur dikejar pasukan Mataram, Dipati Imbanagara tidak ikut mencari malah menugaskan Bagus Saputra beserta pasukannya.

Berita tersebut akhirnya sampai juga ke Mataram, Sultan Agung mengutus bawahanya untuk menemui Dipati Imbanagara. Utusan tersebut menyampaikan perintah bahwa Sultan Agung meminta upeti dari Garatengah yaitu tujuh putri cantik yang masih perawan.

Permintaan Sultan Agung dipenuhi oleh Dipati Imbanagara. Pada tahun 1635, diawali dengan upacara kenegaraan, 7(tujuh) putri dari Galuh berangkat ke Mataram, dengan pengawalan pasukan Garatengah. Selesai menyerahkan upeti tujuh putri cantik pasukan Garatengah pun kembali ke Galuh.

Selang beberapa minggu, datang utusan dari Mataram yang dipimpin oleh Tarumanegara Narapaksa, meminta Dipati Imbanagara harus datang ke Kertabumi untuk menemui Adipati Kertabumi. Pada saat itu juga Dipati Imbanagara berangkat ke Kertabumi bersama utusan dari Mataram.

Ditengah perjalanan, didaerah Bolenglang sekarang sekitar pabrik minyak kelapa Gwan Hien di Desa Kertasari, kecamatan Ciamis. Pasukan Mataram dengan senjata lengkap menghadang Dipati Imbanagara. Bahkan ada yang membawa senjata keris diatas (baki/nampan) pemberiaan Sultan Agung. Ini pertanda ada yang harus dihukum mati. Sementara itu utusan Mataram terus bergabung dengan pasukan Mataram.

Utusan tersebut mempertegas perintah Sultan Agung agar Dipati Imbanagara dihukum mati, dengan cara dipenggal kepalanya. Alasannya karena Dipati Imbanagara sudah berlaku sopan terhadap Sultan Agung. Salah satu dari putri cantik yang merupakan upeti Garatengah keMataram ternyata sudah tidak perawan. Dipati Imbanagara tidak diberi kesempatan untuk menanyakan bagaimana duduk perkaranya.

Pada kalimat terakhirnya Dipati Imbanagara mengatakan bahwa beliau tidak punya kekuasaan untuk menolak perintah raja, tetapi sampaikan kepada yang memberi perintah, kalau suatu saat nanti terbukti bersalah, seluruh keturunan Dipai Imbanagara jangan ada yang memegang keadipatian. Setelah selesai mengeluarkan kata-kata terakhirnya, Dipati Imbanagara dibunuh dengan cara dipenggal lehernya.

Tubuhnya dimakamkan tidak jauh dari tempat Dipati Imbanagara dihukum mati sekarang Pemakaman Gelembung. Sedangkan kepalanya dibawa ke Mataram. Sementara itu di Garatengah tersebar berita bahwa Dipati Imbanagara sudah tewas dihukum mati utusan Mataram tanpa kejelasan apa kesalahannya.

Terbakarlah api dendam pasukan/prajurit Garatengah puluhan prajurit menyusul utusan Mataram. Orang-orang Garatengah berhasil menyusul utusan Mataram di sungai Citanduy pada saat sedang menyebrang. Utusan Mataram dihujani anak panah, mereka tidak bisa melawan, Narapaksa bersama bawahannya kabur menyelamatakan diri. Sementara kepala Dipati Imbanagara terjatuh ke sungai Citanduy. Tanpa dapat ditemukan lagi.

Kematian Dipati Imbanagara tidak jauh beda dengan kematian orang tuanya Adipati Panaekan, karena pengaruh kekejaman Sultan Agung terhadap jajahannya. (Sumber: Galura)

7 komentar:

Anonim mengatakan...

upami kieu, mending keneh dipati ukur ngaberontak ka raja nu lalim

basuki mengatakan...

Mugi sing seueur dongeng patiotik ti daerah Ciamis sapertos kieu Kang. Nambih caang jelas, geuning trik intrik, licik teh, aya di jaman baheula ge. Dugi ka ayeuna. Mugi keluarga Dipati Imbanagara keing tempat di sisi Allah, laku durjana (anu nyuhunkeun seba parawan) kenging siksa ti Allah SWT. Kieu Kang, memang gareulis urang Sunda teh, tapi ulah dipake upeti kitu nya.

Unknown mengatakan...

Sareng hormat,
Ke ke ke Urang tingali kalimat ieu :
Utusan tersebut menyampaikan perintah bahwa Sultan Agung meminta upeti dari Garatengah yaitu tujuh putri cantik yang masih perawan.

Permintaan Sultan Agung dipenuhi oleh Dipati Imbanagara. Pada tahun 1635, diawali dengan upacara kenegaraan, 7(tujuh) putri dari Galuh berangkat ke Mataram, dengan pengawalan pasukan Garatengah. Selesai menyerahkan upeti tujuh putri cantik pasukan Garatengah pun kembali ke Galuh.

Selang beberapa minggu, datang utusan dari Mataram yang dipimpin oleh Tarumanegara Narapaksa, meminta Dipati Imbanagara harus datang ke Kertabumi untuk menemui Adipati Kertabumi. Pada saat itu juga Dipati Imbanagara berangkat ke Kertabumi bersama utusan dari Mataram.

Ditengah perjalanan, didaerah Bolenglang sekarang sekitar pabrik minyak kelapa Gwan Hien di Desa Kertasari, kecamatan Ciamis. Pasukan Mataram dengan senjata lengkap menghadang Dipati Imbanagara. Bahkan ada yang membawa senjata keris diatas (baki/nampan) pemberiaan Sultan Agung. Ini pertanda ada yang harus dihukum mati. Sementara itu utusan Mataram terus bergabung dengan pasukan Mataram.

Utusan tersebut mempertegas perintah Sultan Agung agar Dipati Imbanagara dihukum mati, dengan cara dipenggal kepalanya. Alasannya karena Dipati Imbanagara sudah berlaku sopan terhadap Sultan Agung. Salah satu dari putri cantik yang merupakan upeti Garatengah keMataram ternyata sudah tidak perawan. Dipati Imbanagara tidak diberi kesempatan untuk menanyakan bagaimana duduk perkaranya.

Naha geuning pamenta teh nu kitu?. Teu aya hargana kitu isteri isteri Sunda teh? Naha parawan teh dianggap barang? Waah waah, hmmm bacalah bacalah ... seorang pimpinan minta upeti perawan.Bagaimana perasaan pembaca??? Jika anak anda yang perawan diminta sebagai upeti?. Semoga para peneliti dan penulis sejarah Ciamis, emmbeberkan terang, persitiwa itu. Kisah kepahlawanan seorang Bapak Wilayah yang patut kita doakan semoga arwahnya mendapat surga dari Allah SWT dan yang pikiran lalim itu mendapat siksa dari Allah SWT.
BAktosna,

Basuki

dimyati angga praja mengatakan...

Gertengah tehh di nyengkod karanglayung kec cineam tasikmalaya aya situs patilasanna.. prabu cipta permana rajana nu gaduh putra adipati panaekan sareng incunA imbanegara tea..

Unknown mengatakan...

Ari penerusna dipati imbanagara saha nya

Budiana sofyan mengatakan...

Rd. Jagabaya, memiliki keturunan diantaranya rd. Suriawijangga, memiliki keturunan rd. Janggaruna, memiliki keturunan rd. Suryadinata, memiki keturunan rd. Sumadikara (kibuyut ukur) kramatnya bertempat di gunungtilu kp. Sompok kecamatan cigeulis kabupaten Pandeglang, keturunannya menyebar banyak di kecamatan Malingping kabupaten Lebak Banten, demikian semoga menambah wawasan para wargi

Budiana sofyan mengatakan...

Sampai dengan generasi suriawijangga ini masih diburu oleh prajurit Mataram, sehingga beliau mengasingkan diri disebuah tempat yang dipenuhi dengan pohon kanyere sebagai simbol kanyeri/ sakit hati karena leluhurnya yaitu rd Imbanagara dipenggal oleh utusan Mataram, daerah pengasingannya di Jampang Surade dengan julukan kibuyut emas

Posting Komentar

 
Great HTML Templates from easytemplates.com.