Sejak dahulu masyarakat Sunda sudah mengenal astronomi, mereka menyebutnya “Palintangan”. Salah satu fungsinya adalah menentukan musim bertani. Secara tradisional masyarakat Sunda memperhatikan 3(tiga) prinsif dasar dalam mengharmoniskan hal-hal yang alami, hayati dan insani. Tiga prinsif tersebut muncul kepermukaan dalam seluruh tahap kehidupan sesuai dengan tingkat dan hubungan sosial mereka.
Berikut ini nama-nama musim berdasarkan pada tradisi palintangan masyarakat Sunda
Musim yang berhubungan erat dengan keadaan alam.
1. Usum (musim) Ngijih, tanda waktunya sering turun hujan
2. Usum katiga, artinya musim kemarau
3. Usum Barat, yang ditandai dengan adanya angin yang besar yang berhembus dari arah barat disertai dengan hujan
Musim yang berhubungan dengan keadaan masyarakat.
1) Usum Sasalad, musim berjangkitnya penyakit yang mudah menular
2) Usum Tigerat, usum nguyang yaitu musim dimana petani gagal panen sehingga menyebabkan kekurangan makanan.
Tradisi perlintangan yang berhubungan dengan budaya masyarakat yang agraris (pertanian):
1. Kasa (kahiji,21 Juni-31 Juli)
2. Karo (kadua,1-23 Agustus)
3. Katiga (katilu, 24-16 September)
4. Kapat (kaopat, 17 September-11 Okober)
5. Kalima (12 Oktober-7 Nopember)
6. Kanem (kagenep,8 Nopember-20 Desember)
7. Kapitu (katujuh, 21 Desember-1 Pebruari)
8. Kawalu (kadalapan, 2-28 Pebruari)
9. Kasongo (kasalapan,1-25 Maret)
10. Kasadasa (kasapuluh, 26 Maret-17 April)
11. Desta (kasawelas,18 April-10 Mei)
12. Sada (kaduawelas,11 Mei-20 Juni)
Sementara itu budayawan Ali Sastramidjajo (Abah Ali) almarhum memperkenalkan kalender Sunda yang disebut Kala Sunda yang terbagi dalam Kala Candra Sunda dan Kala Surya Sunda.
Nama bulan dalam kalender Kala Candra Sunda:
1. Kartika
2. Margasira
3. Posya
4. Maga
5. Palguna
6. Setra
7. Wasaka
8. Yesta
9. Asada
10. Srawana
11. Badra
12. Asuji
Nama bulan dalam kalender Kala Surya Sunda :
1. Kasa
2. Karo
3. Katiga
4. Kaopat
5. Kalmia
6. Kanem
7. Kapitu
8. Kawalu
9. Kasanga
10. Kadasa
11. Hapitlemah
12. Hapitkayu
Keistimewaan kalender sunda ini, terletak pada ketepatannya. Kala Surya tidak akan salah atau tidak akan dikoreksi selama 17.245 tahun, sedangkan untuk Kala Candra selama 17.664 tahun.
(Sumber:Rameli Agam - Galura).
Berikut ini nama-nama musim berdasarkan pada tradisi palintangan masyarakat Sunda
Musim yang berhubungan erat dengan keadaan alam.
1. Usum (musim) Ngijih, tanda waktunya sering turun hujan
2. Usum katiga, artinya musim kemarau
3. Usum Barat, yang ditandai dengan adanya angin yang besar yang berhembus dari arah barat disertai dengan hujan
Musim yang berhubungan dengan keadaan masyarakat.
1) Usum Sasalad, musim berjangkitnya penyakit yang mudah menular
2) Usum Tigerat, usum nguyang yaitu musim dimana petani gagal panen sehingga menyebabkan kekurangan makanan.
Tradisi perlintangan yang berhubungan dengan budaya masyarakat yang agraris (pertanian):
1. Kasa (kahiji,21 Juni-31 Juli)
2. Karo (kadua,1-23 Agustus)
3. Katiga (katilu, 24-16 September)
4. Kapat (kaopat, 17 September-11 Okober)
5. Kalima (12 Oktober-7 Nopember)
6. Kanem (kagenep,8 Nopember-20 Desember)
7. Kapitu (katujuh, 21 Desember-1 Pebruari)
8. Kawalu (kadalapan, 2-28 Pebruari)
9. Kasongo (kasalapan,1-25 Maret)
10. Kasadasa (kasapuluh, 26 Maret-17 April)
11. Desta (kasawelas,18 April-10 Mei)
12. Sada (kaduawelas,11 Mei-20 Juni)
Sementara itu budayawan Ali Sastramidjajo (Abah Ali) almarhum memperkenalkan kalender Sunda yang disebut Kala Sunda yang terbagi dalam Kala Candra Sunda dan Kala Surya Sunda.
Nama bulan dalam kalender Kala Candra Sunda:
1. Kartika
2. Margasira
3. Posya
4. Maga
5. Palguna
6. Setra
7. Wasaka
8. Yesta
9. Asada
10. Srawana
11. Badra
12. Asuji
Nama bulan dalam kalender Kala Surya Sunda :
1. Kasa
2. Karo
3. Katiga
4. Kaopat
5. Kalmia
6. Kanem
7. Kapitu
8. Kawalu
9. Kasanga
10. Kadasa
11. Hapitlemah
12. Hapitkayu
Keistimewaan kalender sunda ini, terletak pada ketepatannya. Kala Surya tidak akan salah atau tidak akan dikoreksi selama 17.245 tahun, sedangkan untuk Kala Candra selama 17.664 tahun.
(Sumber:Rameli Agam - Galura).